Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan berguru atau sanggup juga diartikan suatu pendekatan yang dipakai dalam acara pembelajaran.
Model Pembelajaran ialah salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan sangat bahagia. Model Pembelajaran yang dipilih hendaknya Model Pembelajaran yang menarikdanunik dan variatif, tergambar dari pertama sampai akhir disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Pembelajaran Tematik Terpadu ialah suatu pendekatan dalam Pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. melaluiataubersamaini adanya pemaduan itu, akseptor didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga Pembelajaran menjadi bermakna bagi akseptor didik. Makna Pembelajaran Tematik Terpadu yaitu pendekatan Pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk mempersembahkan pengalaman yang bermakna kepada akseptor didik. Dikatakan bermakna pada Pembelajaran Tematik Terpadu artinya, akseptor didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman pribadi dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.
Adapun tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu yaitu untuk : 1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna 2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan warta 3. Menumbuhkembangkan perilaku positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang dibutuhkan dalam kehidupan 4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial menyerupai kerja sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain 5. Meningkatkan minat dalam berguru 6. Memilih acara yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran Tematik Terpadu menurut Panduan Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu Depdiknas,2004) antara lain 1. Berpusat pada akseptor didik 2. Memdiberi pengalaman pribadi pada akseptor didik 3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu terang 4. .Menyajikan konsep dari banyak sekali mata pelajaran dalam suatu proses Pembelajaran 5. Bersifat luwes. 6. Hasil Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan akseptor didik 7. Holistik, artinya suatu bencana yang menjadi sentra perhatian dalam Pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. 8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari banyak sekali macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki akseptor didik. 9. Otentik, artinya warta dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi otentik. 10.Aktif, artinya akseptor didik perlu terlibat pribadi dalam proses Pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian. 11.Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari tema,
Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh Model Pembelajaran Terpadu, menyerupai disajikan diberikut ini.
1) Model penggalan (fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan pemaduan yang terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia materi Pembelajaran perihal menyimak, berbicara, membaca dan menulis sanggup dipadukan dalam materi Pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2) Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi Pembelajaran diberinduk pada mata pelajaran tertentu. Butir-butir Pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang contohnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra.
3) Model masukang (nested model). Model ini diimplementasikan dengan memadukan banyak sekali bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah acara pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memseriuskan kegiatan Pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4) Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topik-topik antar mata pelajaran yang tidak sama secara pararel. Isi dongeng dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
5) Model berbagi (shared/participative model). Model ini ialah pemaduan Pembelajaran akibat munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau pandangan gres pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir Pembelajaran perihal kewargguagaraan dalam PKn misalnya, sanggup bertumpang tindih dengan butir Pembelajaran Tata Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.
6) Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai pola dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibentuk dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.
7) Model galur (threaded model). Model ini memadukan bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melaksanakan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk Model ini terserius pada meta kurikulum.
8) Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk memmenolong peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan Pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman dan memanfaatkan pengalaman masing-masing.
9) Model jejaring (networked model). Model ini ialah Model pemaduan Pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan gres sesudah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang tidak sama.
10) Model Terpadu (integrated model). Model ini ialah pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang tidak sama, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang tiruanla terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak menciptakan muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, contohnya IPA.
loading...
0 Response to "Model Pembelajaran Tematik Terpadu"
Posting Komentar